Bukan nya tak
mau untuk introspeksi diri namun orang akan bingung ketika ia disuruh mengintrospeksi
dirinya tanpa diberitahu apa yang salah dari dirinya...
Apa itu
Introspeksi?
Introspeksi
adalah proses peninjauan diri atau proses mawas diri yang dilakukan oleh diri
sendiri. Terkadang ada juga yang menyebutkan dengan kata intropeksi, biasanya
orang sunda yang sering menggunakan kata introspeksi tanpa menggunakan huruf s
ini, namun tetap saja memiliki makna yang sama. Proses peninjauan diri ini
bertujuan untuk merubah perilaku yang buruk menjadi baik, meski terkesan susah
tapi introspeksi ini sangat perlu dilakukan yang jika berhasil maka akan terasa
perubahan yang sangat jelas.
Kebanyakan
orang mengintrospeksi dirinya setelah ada teguran dari orang lain, baik itu
secara baik-baik maupun secara keras. Setiap orang punya cara pandang
tersendiri hingga ketika ada satu orang yang nyaman dengan kondisi keadaan
hidupnya, belum tentu bagi sebagian orang lain kondisinya ini menyenangkan tapi
cenderung mengganggu (Karena rata-ratanya manusia tidak akan peduli pada apa
yang dikerjakan oleh orang lain selama itu tidak mengganggunya).
Contoh, kamu
punya tetangga yang amat sangat malas hingga sampah di belakang rumahnya
menumpuk, dan fatalnya si tetangga nyaman saja dengan kondisi halaman
belakangnya. Hingga suatu waktu, sampah tersebut mengotori halaman belakang mu
karena sudah tidak muat ditempatnya. Apa yang akan kamu lakukan?... kecil
kemungkinannya jika kamu mengambil kantong sampah dan membersihkan
sampah-sampah tersebut. Yap kemungkinan terbesar yang akan kamu lakukan adalah
mendatangi tetanggamu (yang sampahnya telah mengotori halaman belakangmu)
kemudian menjelaskan pasal sampah ini yang pada akhirnya kamu akan menyuruhnya
untuk berintrospeksi diri.
Itu adalah contoh
proses yang baik, yang dimana manusia menjalankan perannya untuk saling
mengingatkan. Namun faktanya tidak semanis contoh di atas, apalagi di zaman
canggih ini yang semuanya sudah serba maju, bukan hanya teknologi tapi gaya dan
pemikiran manusia pun sudah banyak yang maju, saking majunya mereka enggan
mundur untuk melihat masa lalu sebagai
pelajaran dan pengalaman. Bagaimana
maksudnya? Kita kembali ke masalah introspeksi, memang perbedaan itu adalah
sebuah rahmat namun jika tidak ada musyawarah untuk mempersatukan perbedaan
itu, di sanalah kita kehilangan rahmat itu. Bukankah hikmah adanya perbedaan
adalah untuk bermusyawarah? Yap tentu saja tujuannya adalah menciptakan sebuah
persatuan.
Tidak sedikit
manusia egois dalam pendiriannya meski sudah terbukti jelas bahwa hal itu amat
sangat mengganggu orang lain. Kita lihat contoh di atas, jika si tetangga
menjunjung sifat egoisnya, ia tidak akan menerima nasihat kamu tapi malah balik
memarahi kamu yang dianggapnya terlalu sibuk mengurusi orang lain. Hal seperti
ini dapat menciptakan suasana yang buruk, si tetangga akan benci padamu (meski
akhirnya tetap membersihkan sampahnya) dan kamu pun akan memiliki pikiran yang
“Bodo amat” setelahnya, tidak ingin terlibat dengan si tetangga tadi. Dan
mirisnya, itulah yang tengah berlaku di masyarakat sekarang.
Tapi mungkin
ada yang lebih parah, dimana kita diminta untuk mengintrospeksi diri tanpa
diberi tahu dimana letak yang harus kita introspeksi, yang padahal kita
benar-benar tidak tahu apa yang salah dari diri kita, Ibaratnya ia ingin kita
berubah menjadi lebih baik tanpa mau menuntun. Bagaimana pendapat kamu?
*******
Sebenarnya
point terakhir adalah masalah bagiku, ketika ku tanya apa yang salah dariku?
Mereka menyuruhku untuk memikirkannya, well sangat bagus jika pada akhirnya aku
tahu dan mulai introspeksi diri, tapi kelemahanku disana :’) ada yang mau memberi pencerahan?
😅😅
#odop7
#kmp2
Tercerahkan banget teh...makasih tulisannya
BalasHapusAlhamdulillah kalo manfaat teh
HapusSemangat menulis Kak. hehe.
BalasHapusSalam dari saya Ibrahim Dutinov dari Geng Sapporo ya..
kalau boleh, saya mau sampaikan beberapa koreksi untuk postingan Kakak ya.
Insya Allah bukan karena saya merasa sudah hebat dengan tulisan saya, tapi semata-mata sebagai sarana kita sama-sama belajar ya Kak…
1.Merubah atau mengubah?
2.“Kebanyakan orang mengintrospeksi dirinya setelah ada teguran dari orang lain baik itu secara baik-baik maupun secara keras” ini kira-kira perlu tanda koma [,] enggak setelah kata ”……. orang lain[,] baik itu secara …..”?
3.Ditempatnya atau di tempatnya? Dimana atau di mana? Diatas atau di atas? Disanalah atau di sanalah?
4.Manusiapun atau manusia pun? Kamupun atau kamu pun?
5.Paragrag empat akhir sepertinya ke “Enter”nyambung ke paragraf 5 awal
Sudah ku duga, ternyata memang paragraf ke-2 dari bawah merupakan curahan pribadi penulis.
It’s Okey wae Kak. Menurut aku sih ya, coba ajak orang ke-3 untuk me mediasi.Semangat menulis Kak. hehe.
Salam dari saya Ibrahim Dutinov dari Geng Sapporo ya..
kalau boleh, saya mau sampaikan beberapa koreksi untuk postingan Kakak ya.
Insya Allah bukan karena saya merasa sudah hebat dengan tulisan saya, tapi semata-mata sebagai sarana kita sama-sama belajar ya Kak…
1.Merubah atau mengubah?
2.“Kebanyakan orang mengintrospeksi dirinya setelah ada teguran dari orang lain baik itu secara baik-baik maupun secara keras” ini kira-kira perlu tanda koma [,] enggak setelah kata ”……. orang lain[,] baik itu secara …..”?
3.Ditempatnya atau di tempatnya? Dimana atau di mana? Diatas atau di atas? Disanalah atau di sanalah?
4.Manusiapun atau manusia pun? Kamupun atau kamu pun?
5.Paragrag empat akhir sepertinya ke “Enter”nyambung ke paragraf 5 awal
Sudah ku duga, ternyata memang paragraf ke-2 dari bawah merupakan curahan pribadi penulis.
It’s Okey wae Kak. Menurut aku sih ya, coba ajak orang ke-3 untuk me mediasi.
Wah terima kasih kang, benar2 teliti banget dah👏
HapusMohon bimbingan selalu kang🙏
Yuliiiii.. ini postingan mu kemaren yaa... postinganku hari ini tentang muhasabah 😂😂
BalasHapusTernyata sehati, hihi...
Kalau dari aku sih, sebetulnya mudah introspeksi diri sendiri itu, hanya saja seringnya terhalang ego, sehingga menutup mata hati untuk melihat kekurangan diri. (Curcol)
CMIIW 😘
Cie sehati hehe💖
HapusIya ka yuli setuju, si ego ini memang rese bgt kan😂
Si ego anak mana, sih?🤣🤣🤣
HapusApa yang salah dariku, aku juga merasa begitu.
BalasHapusEntahlah akupun tak tauuu😂
HapusAku selalu salah menilai diriku terus aku harus gimana?
BalasHapuskita perlu orang lain kak untuk menilai diri sendiri
Hapuskarena pikiran ita pasti tertuju pada "gimana sih orang lain liat kita?"
yuli pun sama.
namun ada juga orang yg tdak mementingkan penilaian org lain.
dilihat dari komentar kaka yuli merasa kita sama hhe
Hwaa bahasan mengenai intropeksii 😍
BalasHapushanya menuangkan isi pikiran ka :)
Hapuskaget ternyata ini blognya yuli. tulisannya dewasa banget.
BalasHapusHehe iya ka.. Semoga dalam kehidupan pun yuli benar2 bisa dewasa😊
HapusKadang memang perlu sih dikasih waktu sendiri buat aktif introspeksi, sampai dapat AHA moment-nya..perbanyak self talk terus cari teman ngopi eeh.. diskusi maksudnya hehe
BalasHapusIya ka, teman yg bisa saling memahami tepatnya😁
HapusThankyou for this writing...
BalasHapusU r welcome😊
Hapus