Aku suka cerita, aku suka novel dan aku suka buku.
Sebenarnya
aku masih labil dalam memikirkan jawaban dari pertanyaan yang kutulis dengan
huruf kapital di atas tadi. Banyak referensi bacaan yang sudah kubaca dari
teman-teman penulis lain tentang alasan mereka menjadi seorang penulis dan kuakui alasan-alasannya sangat berbobot.
Ada harapan dan niat baik yang kutangkap dari tulisan mereka.
Baik
untuk dirinya sendiri maupun orang lain.
Lalu
bagaimana denganku?
Apa
harapan dan niat baik dalam setiap tulisan yang kubuat sebenarnya?
Harapan
dan niat baik itu memang kumiliki tapi hanya untuk diriku sendiri. Aku masih
belum bisa memberikan sesuatu yang bermanfaat kepada orang lain, karena aku
sedang mencoba untuk menyayangi diriku terlebih dahulu baru kemudian bisa
bermanfaat untuk orang lain. Entah ini egois atau apa namanya, tapi itulah
alasanku.
Aku
ingin menulis agar aku bisa, mahir dan berprestasi dibidang ini. Agar aku tahu,
tulisan seperti apa yang cocok dan dibutuhkan oleh para pembaca. Sehingg ketika
aku berhasil, aku (tulisanku) bisa
memberikan manfaat terhadap orang lain.
Di
zaman sekarang ini setidaknya kita harus memiliki satu keahlian, apa pun itu.
Seperti kata temanku ‘jadilah orang yang
bermanfaat tapi bukan dimanfaatkan’. Intinya kita harus memiliki ciri khas atau
identitas dalam masyarakat, yang mana nantinya akan berpengaruh terhadap
kehidupan kita.
Mudahnya,
hidup ini banyak pilihan. Sulitnya, kita terlahir di banyak pilihan ini. Karena
semakin banyak pilihan, semakin sulit juga bagi kita menemukan yang tepat. Itu pun
terjadi padaku.
Dulu,
aku senang merangkai kata menjadi sebuah kalimat, yang terkadang membuat orang
lain kagum akan hasilnya. Kalimat pendek tapi bermakna.
Terkadang
teman-temanku memintaku untuk membuat kalimat yang berhubungan dengan keinginan
mereka. Mereka menyebutnya “kata mutiara”. Dan tuaian pujian pun terdengar dari
mulut mereka. Aku hanya merangkai kalimat-kalimat itu, apa yang harus dipuji?
Seiring
berjalannya waktu. Aku berfikir, “Mau jadi apa aku ini?”
Aku
tidak terlahir dengan kemampuan khusus seperti IQ tinggi, aku juga tidak
terlahir dengan gelimangnya harta orang tua yang bisa mewujudkan keinginan
anaknya dengan mudah. Namun, aku bersyukur, berkat hal tersebut, aku bisa
bersahabat dengan semangat yang tinggi dan kerja keras.
aku
memutuskan untuk menyelam lebih dalam ke lautan Literasi. Kukira dangkal, nyatanya
sangat dalam melebihi Palung Mariana. Tapi aku tidak bisa mundur sekarang,
berawal dari KMP batch 2 yang ada di perpustakaan Sukabumi kemudian
berlajut di komunitas Odop batch 7, aku mengenal dunia Literasi sedikit
demi sedikit.
Dan
di sinilah aku, di blog yang saat ini kalian kunjungi dan di tulisan yang
sedang kalian baca. Aku sedang berproses untuk menjadi penulis yang lebih baik.
Memang sulit, terutama dalam membagi waktu. Tapi bukan berarti mustahil untuk
dapat mewujudkannya.
Terimakasih
karena sudah membaca,
Mohon
doanya agar aku konsisten sampai akhir…
Aamiin. Ini titik awal. Tak ada mudah, namun tak mustahil~
BalasHapusSemangat Teh Yul♡♡♡ Kalo mau, nanti kubisiki unsur 'wah' yang kutangkap dari dirimu~
hayu teh kita sama-sama belajar kembali untuk konsisten menulis
BalasHapus