Ok tulisan hari ini, akan kubahas tentang seorang partnerku. Ia yang berjiwa melankolis tapi manis. Pemilik blog ‘di sudut hari’ yang memiliki impian dan harapan yang tak kalah manis dengan wajahnya, my partner.
Sumber : Galeri foto
Maria ulfah
Namanya Maria ulfah, gadis Pelabuhan Ratu yang memiliki tanggal lahir 25 Maret ini adalah pemilik dari akun blog di sudut hari.
Di sini aku sematkan panggilan Teh, tapi bukan teh gelas atau teh manis. Tapi kata ‘Teh’ yang disingkat dari kata ‘teteh’. Secara spesifik memang itu adalah panggilan dari yang muda ke yang lebih tua umurnya. Tapi karena aku dan partnerku ini satu kelas di perkuliahan, jadi panggilan ini berlaku untuk semuanya. Sejatinya memang usiaku dan teh ulfah berbeda dua tahun.
Aku dan teh Ulfah adalah teman, bertemu ketika mulai kuliah di Sukabumi dan akrab sampai sekarang. Sama-sama penyuka literasi membuat kami berdua merasa cocok di beberapa hal, salah satunya adalah menulis.
Hobinya banyak, mulai dari menulis, menonton sampai mendengarkan. Ia juga menyukai hal-hal yang berbau psikologi, dan bisa memposisikan sebagai partner belajar yang keren. Ini bukan sekedar tulisan saja tapi karena aku memang tahu bagaimana sosok seorang ulfah di kesehariannya, ya iyalah… orang kita sekelas hehe.
Sampai saat ini banyak rentetan prestasi yang telah ia torehkan dalam kehidupannya, dan yang terbaru adalah ketika harlah PMII, sebuah organisasi kampus yang di adakan oleh PC PMII Kabupaten Sukabumi. Ia mendapatkan juara di lomba musikalisasi puisi.
Ia juga seorang aktivis di berbagai organisasi, jika kusebutkan satu persatu maka halaman ini akan penuh oleh list organisasinya. Tapi kamu bisa membacanya di sini, rentetan organisasi yang pernah dan sedang ia jalani.
Blog di sudut hari
Pertama kali mendengar nama blog ini aku agak heran juga sebenarnya, soalnya memang jarang sekali untuk sebuah nama blog. Bukan nama sendiri atau nama buatan, tapi seperti penggalan kalimat yang belum selesai. Mungkin ini yang namanya unik dan kreatif ya.
Tapi rasa heranku terjawab ketika teh Ulfah memberikan penjelasan terkait blognya.
‘Di sudut hari’ bukan hanya sekedar blog tulisan saja, tapi itu merupakan tempat bertemu antara dirinya dengan para pembacanya. Dimana ruang dan waktu berada di sudut hari kemudian terjalin sebuah interaksi secara tidak langsung di sana.
Media blog ini juga memudahkan ia untuk saling berbagi dengan orang lain tanpa harus bertemu. Ia bisa berbagi pemikiran, pengalaman dan perasaan dengan pembacanya.
Aku setuju banget sih sama yang ini, blog memang bisa mengobati rindu tanpa temu, eh.
Teh Ulfah ingin memberikan tulisan yang murni dari hati hingga mudah sampai ke hati para pembacanya, dari hati ke hati intinya hehe.
Ada pengalaman berkesan yang ia ceritakan padaku, bahwa ketika ia memposting tulisannya di story Whatsaap, seorang teman meminta ijin untuk mengshare ulang tulisannya yang membahas tentang ulang tahun yang di tujukan untuk seseorang, dengan alasan tulisannya sangat pas dan cocok untuk mereka yang membutuhkan. Dan teh Ulfah mengakui bahwa tulisan tersebut benar-benar ditulis dengan hatinya. Eaaks keren yakan.
Nah itu adalah salah satu motivasi yang membuat teh Ulfah menyelami platform blog. Masih banyak juga alasan keren lainnya ketika seorang Ulfah memilih ngeblog, kepo-kepoin aja blog cantiknya ya.
Tagline blognya juga keren nih –menuju versi terbaik kita | tanpa menafikan rasa-
“ Ulfah ingin kita menuju versi terbaik kita, dengan tidak menafikan rasa lelahnya, rasa capeknya dalam menjalani prosesnya. Tenang, kita semua mengalaminya kok dan kita tetap bisa berpegangan tangan untuk menguatkan satu sama lainnya.” kata teh Ulfah
Intinya teh Ulfah ingin mengajak kita untuk terus berkembang sampai kita berada di versi yang sangat bagus di antara versi-versi diri kita yang lain. Hihi keren pokoknya teh Ulfah ini.
Menurutku ini lebih ke jati diri ya, karena sejatinya manusia tidak bisa menetukan dirinya menjadi 1 versi saja. Manusia terus mengalami perubahan, dan jati diri adalah perubahan-perubahan dari diri untuk berkembang menjadi lebih baik lagi.
Impian my partner
Banyak harapan dan impian dari teh Ulfah untuk blognya. Tapi aku bisa mengambil kesimpulan bahwa impiannya adalah memberikan manfaat kepada orang lain melalui blog manisnya.
Aku dan teh Ulfah, sama-sama tidak sengaja berkecimplung di dunia blog ini. Berawal dari komunitas sebuah perpustakaan dan bertemu Odop lalu mengenal blog. Intinya kami sudah lama bersama tapi masih awam dalam dunia literasi.
Ada doa yang menyejukkan di akhir sesi wawancaraku dengannya.
“walaupun kita tidak sengaja berada di dunia blog ini, tapi mungkin ini adalah cara tuhan memberikan jalannya untuk kita, untuk berkarya, untuk kita berkontribusi dan untuk media pembelajaran bagi kita . Semoga kita lulus bareng-bareng, bisa menjadi blogger yang professional, dan menebar kebaikan untuk orang lain.” – Maria ulfah
Aku terharu bacanya lho. Mudah-mudahan doa dari partnerku ini terkabul dan membawa keberkahan ya, aamiin.
Sumber : Galeriku (kita selfie bareng hihi)
Nah teman-teman, itulah segelintir cerita tentang Maria ulfah, my partner yang berjiwa melankolis tapi manis. Kita doakan yang terbaik ya untuk teh Ulfah. Ia sedang mengikuti kelas Odop 8, belum lagi kelas blog, rasanya pasti mantap lah hehe.
Menurutku, dunia membutuhkan sosok ‘pengajak’ seperti teh Ulfah ini. Karena sekarang, egoisme lebih dijunjung tinggi daripada solidaritas. Apalagi generasi muda masih butuh arahan yang jelas dalam kenyataan.
Semangat terus untuk my partner, teh Ulfah dan ulfah-ulfah lainnya di luar sana hehe…
Berjiwa melankolis tapi manis. Eyaa.. kalimat pembukanya manis juga.
BalasHapusHihi sesuai dengan partner ku kan
Hapus